Pantai Nanseri

Angin laut berhembus per-lahan2 ditepi pantai Nanseri

pasir putihnya bagaikan hamparan permadani emas tertimpa sinar senja, saat itu di bulan Desember yang akan mengakhiri setiap tahun kalender.

OmbakĀ  Nanseri ber-gulung2 memecah karang menyisahkan buih2 putih ditepian.

Senja itu telah membuatku teringat ketika kita pertama kali bertemu. Dipantai ini aku mengenangmu janji sehidup semati yang kau ucapkan masih tergiang di telingan.

Kuingat sebelum sampan yang akan membawamu pergi jauh ke seberang sana, kau bisikan selamat tinggal.

Aku melambaikan tangan mengikuti lambaian nyiur menghantarmu pergi dan hilang per-lahan2 ditenggah samudra nan luas seiring dengan hilangnya senja dikaki langit.

Hari berlalu begitu cepat dan kini di ahkir tahun bulan Desember kau tak pernah kembali.

Mungkinkah alam yang telah memisahkan kita ataukah takdir yang harus kita terima.

Tahun dan bulan akan berahkir namun harapanku tak kan pernah sirna Besok pagi matahari akan tetap terbit di ufuk timur .

Hari2 kesepian dan kesendirian dalam usia yang telah termakan waktu masih tetap menanti secercah sinar mentari yang akan memberi terang dalam kehidupan .

Karang pantai Nanseri masih tetap kokoh walau diterpa ombak samudra.

 

 

 

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Comments are closed.