surat untuk Misye dan Sacio

Didepan teras ini kulambaikan tangan tanda selamat jalan dan saatnya kami  berpisah. Aku masih terpaku dan baru menyadari bahwa kini aku benar2 sendiri.

Semua yang aku sayangi satu persatu pergi, memang  tak ada yang abadi

Entah kapan lagi kalian akan kembali dan kita tidak mungkin bertemu lagi di depan teras itu . karena rumahnya  akan dijual.

Misye dan sacio kalian adalah bocah2 kecil yang manis pendiam dan tak nakal

Rumah ini akan menjadi kenangan karena kalian dibesarkan disini dan hari ini kalian pergi meninggalkannya bukan hanya rumah tempat kalian bermain tetapi kalian juga pergi meninggalkan bumi pertiwi merantau di negri orang mengikuti kedua orang tua kalian.

kalian berdua akan memijak kaki di negara orang dan  memulai kehidupan baru dengan semuanya yang baru.

Air mata ku tak henti2nya mengalir melepaskan kalian bocah2 kecil yang lucu dan baik hati seperti kedua orang tua kalian.

Hari semakin gelap pintu rumah telah tertutup namun diluar sana terdengar suara hujan rintik2 udara tarasa dingin sedingin dan sesepi hati ini.

Mempersembahkan doa sebagai tanda kasihku kiranya Tuhan menyertai melindungi memberkati kalian berdua untuk menuju masa depan yang damai dan bahagia.

Misye ingat mamiesanny selalu dalam kalung cat eye yang  kamu pakai.

Dalam kesendirian diusia yang senja, aku hanya dapat merajut jiwa melangkah perlahan menuju puncak kehidupan sampai ahkir.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Comments are closed.