SELAMAT JALAN SAHABAT

Pagi masih temaram, karena mentari diselimuti awan hitam tebal.
Ku terima kabar itu dari seberang sana,
denyut jantung terasa keras menembus dada.
Antara ada dan tiada terngiang kabar duka.
Wahai sahabat baruku, engkau baru saja kutemui tiga kali,
ya hanya tiga kali.
Pertemuan singkat bukan berarti tiada kesan, dan kini
kita kembali bertemu ditempat ini, tetapi engkau telah diam membeku.
Jasadmu terbujur kaku diselimuti tirai putih.
Hanya senyummu yang masih tetap terhias diwajahmu, sama seperti
waktu pertama kali kita bertemu.
Kupandang wajah itu, tak terasa air mata mengalir bagitu derasnya.
Sahabatku engkau kini telah pergi, jauh dan sangat jauh !!!!!
Tugasmu belum selesai kawan, kutahu itu….
Namun engkau tak dapat melawan sang khalik, hidup, mati Ia yang
mengaturnya dan kita hanya bisa pasrah.
Sahabat baruku, tanah merah berbaur bunga aneka warna dengan
harum semerbak baru saja ditimbun untuk menutupi
liang lahat tempat engkau beristirahat abadi.
Tiada lagi kata yang dapat terucapkan, hanya doa tulusku mengiringi
kepergianmu.
Selamat jalan sahabat baruku kiranya Tuhan berkenan menerimamu disisiNya.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Comments are closed.