Berserah

air hujan masih tergenang dan belum surut dari sisa hujan semalam
pagi ini udara dingin, langit masih mendung
matahari bersembunyi , dibalik gelapnya awan
melangkah, mengahkiri hari-hari terahkir di penghujung tahun
syukur hari ini masih seperti hari kemarin,entah hari esok tiada seorang pun yang tahu
yang terjadi saat ini burung burung tidak berkicau, apa lagi suara tokek
kabut gelap menyelimuti bumi seakan ingin mengatakan hidup ini akan penuh dengan kepedihan
mungkin besok mungkin lusa entah lah dan akan ada ratapan di mana2
alam telah memberi isyarat agar kita ber -siap2 dalam menjalani kehidupan ini dengan penuh
ber-hati2 dan tawakal, gempa bumi, banjir, gunung meletus ada lah awal dari penderitaan
ku pandang wajah dalam cermin, wajah yang kini telah penuh dengan kerutan, rambut telah menipis dan
memutih, mata sayu dan tak bersinar, tubuh terasa tak berdaya, memang kodrat tak dapat
dilawan karena semuanya harus terjadi
angin pagi yang dingin, membuat tubuh ini terhempas dalam selimut usang yang belum
sempat dicuci
lamunan me-layang2 kesana kemari bagaikan angin yang mengoyangkan pohon mahoni
tidak ada lagi angan- angan yang ingin di capai , yang ada hanyalah pasrah menunggu takdir Illahi.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Comments are closed.