Galau

Melangkah menyusuri tepian Telaga Ninifala
hati penuh kesedihan dan kehampaan membawa derita nan menusuk sukma.
Hujan yang rintik-rintik jatuh membasahi tubuh yang lesu
Peluh dan air mata telah tercampur menjadi satu bersama air hujan.
Kemanakah jalan harus ditempuh, tiada lagi tempat untuk berteduh.
Menatap binggung kanan kiri yang terlihat hanya tanaman pakis dan ilalang.
Gemercik air terdengar se-akan2 menyanyikan lagu irama sendu dan pilu.
Oh alam sekeliling masihkah kau mau mendengar keluhanku, atau kepada
siapa lagi harus ku mengadu, kepada siapa lagi harus ku bertanya
Semua diam semua membisu.
Dalam kegalauan hanyalah ingat kepada Mu ya Allah.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.