Apa….. mengapa
Mengapa… Apa
Mengapa itu…..
Mengapa ini…..
Mengapa….
Mengapa…. jawaban ada dalam hati.
Apa….. mengapa
Mengapa… Apa
Mengapa itu…..
Mengapa ini…..
Mengapa….
Mengapa…. jawaban ada dalam hati.
Mendaki puncak gunung kehidupan, tinggi teramat tinggi dan harus melewati lembah yang terjal.
Entah berapa langkah harus kau tempuh untuk mencapainya
Siang ditempa terik matahari, malam diterjang hujan badai, bulan tak tersenyum, bintang tak berkilau, siang terasa membara, malam begitu dingin menggigil dalam kegelapan.
Kadang semuanya dapat berubah berganti keceriaan, kicauan burung yang merdu, gemercik air yang berirama, tiupan angin sepoi-sepoi oh alangkah indahnya.
Itulah langkah kehidupan yang di tempuh dalam mengarungi cakrawala.
Kini setelah melangkah menempuh perjalan 360 hari, puncak gunung masih belum tergapai.
Lelah penat. Dan kini……
Lembayung ungu sebentar lagi akan hilang diufuk barat tanda malam mulai tiba.
Bersyukur masih dapat sampai dipenghujung tahun pada hari ini
Biarlah semua kenangan akan hajut bersama kegelapan malam nanti, dan berharap akan mimpi indah menyambut hari-hari yang baru yang akan didihadapinya kemudian.
Tak seorang pun yang tahu akan hari besok, masih kah diberi kesempatan melihat fajar pagi dihari yang baru untuk menyongsong kehidupan baru dan bersiap-siap untuk mendaki puncak gunung kehidupan menempuh perjalanan yang mungkin akan lebih berat.
Marilah kita berdoa dan berserah kepada sang Illahi penguasa alam semesta agar kita selalu dalam lindungannya
Selamat tahun baru 2017.
Kubertanya kepada bulan, kepada matahari, kepada bintang, kepada angin yang bertiup, siapakah aku.
Kupandang gunung-gunung yang menjulang tinggi, Kupandang lautan yang terhampar luas.
Kuberteriak siapakah diriku. Tiada yang menjawab semuanya membisu, semuanya diam.
Kemudian aku berkata pada diriku :
Aku saudagar kaya yang berlimpah harta benda
Aku berpendidikan tinggi seorang sarjana
Aku mempunyai keluarga dan keturunan yang sehat
Aku mempunyai teman-teman yang banyak karena aku selalu beramal.
Hampir semua yang aku ingini dapat aku miliki
Aku disanjung, aku dihormati.
Keangkuhan, kesombongan, ketidakperdulian semuanya ada padaku.
Tetapi mengapa aku selalu bertanya pada diriku siapakah aku, karena aku selalu merasa ada yang kurang yang belum aku miliki. Tatkala senja hampir gelap, tertekun dan berlutut aku tersadar dari lamunanku, bahwa ternyata aku ini seorang manusia biasa yang tidak memiliki apa-apa.
Aku ini sangat miskin dimata Tuhan, apa yang aku miliki didunia ini hanyalah kekayaan yang semu, apa yang aku miliki semuanya adalah ke-sia2an.
Aku miskin kebajikan karena aku tidak pernah bersyukur dan beramal dengan tulus dan ihklas.
Aku adalah debu dan akan kembali menjadi debu.
Awalnya 1 kemudian 2 bertambah menjadi 3 dan seterusnya….
waktu telah bertambah dengan prosesnya yang memerlukan perjalanan panjang.
Sekian banyak yang sudah terjadi, sekian banyak yang sudah dilalui, sekian banyak pula yang telah dialami.
Berjuta langkah telah di tempuh, untuk semua…. dan
kini masih terus berjalan.
Siang berganti malam entah sudah berapa banyak ….
roda bumi masih tetap saja berputar tak tahu kapan berahkir.
Angin bisa tak bertiup, matahari bisa tak bersinar karena tertutup awan mendung
namun langkah tetap berjalan seiring dengan waktu,
menunggu sampai ke langkah berapa waktu itu berhenti, hingga ahkirnya semua akan diam dan kembali ke titik nol.
Indonesiaku,
Berada di garis khatulistiwa, berlambang kemakmuran dan kesejahteraan.
Bumi yang indah dan sejuk , sungainya berliku liku, hutan rimba nan hijau, tanah subur nan elok, laut penuh aneka ikan.
Itu semua karena karunia Tuhan.
ketamakan dan kerakusanlah yang membuat negriku ditindas dirampok dan dijajah.
Nurani bergejolak untuk melawan , Pertempuran terjadi disana sini darah berceceran dan…
tak sedikutpun yang kehilangan harta dan nyawa.
Semua pengorbanan dilakukan hanya untuk kemerdekaan.
Kini 71 tahun sudah, kemerdekaan itu telah berubah menjadi penindasan perampokan bukan dari bangsa lain .
Indonesiaku,
Kini tiada lagi perjuangan melawan penjajahan tetapi perjuangan melawan bangsa sendiri.
Ceceran darah yang tertumpah telah terhapus sirna tanpa kesan. Pahlawan hanya dianggap sebagai symbol Negara.
Ketamakan dan kerakusan telah merasuk dalam sanubari insan sahabatku.
Individu individu itu telah menjajah dan merampok semua aspek kehidupan negri ini.
Yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin
Tiada lagi keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan negriku.
Kebaikan telah ditutupi oleh kejahatan.
Jiwa meronta hati menangis namun tak berdaya.
Indonesiaku ,
apa yang dapat kuperbuat padamu, selain pada diri sendiri , hanya itu yang dapat ku lakukan berjuang melawan diri sendiri.
Karena aku ingin medeka, merdeka dari segalanya.
Loncat sana loncat sini, dari pohon ke pohon
Berkeliling sesukanya
Sebagai keturunan dan jenis melata
berwarna merah, kuning, hijau….ah banyak
Berlagak, beramah, beria, berdendang
Tiada hari tanpa berubah wujud
Kebohongan yang terjelma sejak ditakdirkan
Semuanya dilakukan demi keselamatan
Agar terhindar dari petaka
Hidup penuh sandiwara dan berlakon bak dewata
Untuk kepuasan sesaat namun ahkirnya kembali kehabitat.
Berawal dari tuntutan kebutuhan
Mendambakan sesuatu yg lebih layak
Lalu mengail rejeki dengan berpeluh
Sebelum ayam berkokok asap dapur telah mengepul
Menyiapkan santapan untuk dijajakan
Rutinitas kegiatan yang tak terabaikan
Beribu langkah sudah kau tempuh untuk mencari
Menggapai cita-cita yang merubah mimpi jadi kenyataan
Sampailah kesuatu titik mencapai puncak
Keberhasilan dan kesuksesan kehidupan tak kan sempurna
Harta benda berlimpah namun batin merana
Seperti angin yang tak pernah meninggalkan jejak
Tiada damai tiada kegembiraan
Karena kepuasan tak pernah berkesudahan
Azalea yang ku tabur bertumbuh subur
Musim silih berganti Azaleaku pun berkembang
Dijaga dipelihara dan dibelai
Berasal dari benih berkuncup sebelum mekar
Musim semi tiba Azaleaku pun mekar,merah ungu dan putih
Oh, alangkah indahnya tamanku bak firdaus
Damai dihati jiwa melayang layang bagai terbang ke bimasakti
Namun, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak
Badai datang menyambar dengan tiba tiba disiang hari
Hujan es mengguyur deras turun menutupi bumi
Ratapanku tak dapat terkendali tiada lagi yang dapat terucap
Kupandang Azalea telah berguguran, kelopaknya betaburan satu per satu diatas bumi
Tiada yang dapat terhindar dari datangnya petaka
Yang baik menurut manusia, belum tentu baik menurut Pencipta
Itulah hikmah dari suatu kehidupan!!!!