Beberapa bulan lalu, kami melakukan renovasi rumah. Dengan sopan kami mendatangi tetangga
memohon izin kepada tetangga kiri kanan rumah,
agar kalau rumah kami di renov nanti kami mohon maaf karena mereka akan merasa terganggu kenyamanannya.
Rumah tersebut akan selesai direnov dalam waktu kurang lebih 3 bulan kata pak mandor, ya cukup lama juga
pikirku.
waktu baru berjalan 1 minggu, mereka para tukang mendapat teguran dari tetangga sebelah kanan rumah
karena masalah bunyi ketok2 yang sangat mengganggu, masalah debu yang masuk kerumah mereka, masalah
genteng mereka yang pecah, masalah rumput yang keinjak tukang dan hal2 kecil lainnya.
Kami tidak dapat berkata apa2 karena kami tahu bahwa hal ini memang sungguh sangat mengganggu kenyamanan
apa lagi tetangga kami masih mempunyai bayi. Saya bisa merasakan seandainya posisi saya seperti dia.
Pak mandor jadi bingung, kalau kerja bangunan pasti berdebu dan berisik bu katanya, saya lalu usulkan kalau
bisa kerjaan ketok2 pada saat anak2 belum istirahat tidur siang atau pada saat menjelang sore.
Hari sabtu dan hari minggu dilarang kerja yang bobok, las, potong ubin karena kerjaan seperti ini
sangat berisik dan mengganggu kenyamanan.
Mandor jadi bertambah bingung, apa2an ni si ibu usulannya, kerja pake aturan2? begini pak mandor saya usul begitu karena
saya juga bingung harus bagaimana.
Seiring dengan berjalannya waktu, tidak terasa sudah 2 bulan walaupun kerjaan tukang2 tiada hari yang tidak pernah
terlepas dari kemarahan dan teguran sang tetangga.
Namun menjelang Dua minggu sebelum finising, saya sarankan ke pak mandor supaya tanaman tetangga yang rusak diganti, rumahnya
yang kotor2 dibersihkan dan bila perlu di cat, genteng yang bocor diganti.
Kini setelah semuanya sudah rampung dengan segala kerendahan hati saya datangi kembali ke tetangga dengan
menyebut kata “MAAF” telah mengganggu kenyamanan dan ketentraman selama rumah kami di renovasi.
Hanya dengan 4 huruf tersebut maka gunung es kemarahan ketidaknyamanan telah mencair dan kami
sebagai tetangga bisa dapat hidup rukun kembali sebagai saudara bersaudara dalam lingkungan masyarakat
yang heterogen, dengan selalu menjaga ikatan tali sillahturahmi.
-
Recent Posts
Archives
- November 2024
- September 2024
- August 2024
- June 2024
- April 2024
- March 2024
- December 2023
- October 2023
- September 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- February 2023
- December 2022
- October 2022
- September 2022
- July 2022
- June 2022
- May 2022
- April 2022
- March 2022
- February 2022
- December 2021
- November 2021
- October 2021
- September 2021
- August 2021
- July 2021
- June 2021
- April 2021
- March 2021
- December 2020
- April 2020
- February 2020
- September 2019
- August 2019
- June 2019
- March 2019
- January 2019
- December 2018
- October 2018
- September 2018
- May 2018
- April 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- July 2017
- December 2016
- October 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- August 2015
- January 2015
- November 2014
- September 2014
- July 2014
- April 2014
- March 2014
- September 2013
- January 2013
- October 2012
- April 2012
- November 2011
- October 2011
- May 2011
- March 2011
- January 2011
- December 2010
- October 2010
- August 2010
- July 2010
- June 2010
- April 2010
- March 2010
- February 2010
- November 2009
- August 2009
- May 2009
- January 2009
- December 2008
- September 2008
- July 2008
- May 2008
- April 2008
- March 2008
- February 2008
- November 2007
- October 2007
Categories
Meta